Minggu, 21 Maret 2010

AWAL MENJADI DEWASA DI 17 TAHUN

(KISAH NYATA SEORANG SAHABAT)
Aku Artika Deslyna Darmayanti, seminggu lagi usiaku genap 17 tahun. Usia 17 tahun bagiku, merupakan satu jenjang bagi seorang gadis sepertiku menjadi dewasa . Misalnya aja, mendapat KTP (Kartu Tanda Pengenal) sebagai bukti kalau aku sudah dewasa, atau nggak bisa pulang malam diatas jam 9 malam tapi nggak sampai pagi juga. Kalau gitu caranya bisa nggak dapat uang saku dari ibu buat sekolah besoknya selama seminggu, nggak kebayang bakalan kelaperan juga.

Sekarang aku sedang tiduran dikamar sambil menulis daftar undangan untuk acara ulang tahunku. Karena tadi saat makan malam ayah bertanya padaku,”Ka, ayah dan ibu mau nawarin buat acara ulang tahunmu minggu depan mau nggak ?”. “ Yang bener yah?”, jawabku dengan bersemangat. “Iya, jum’at malam kamu boleh undang temen-temen sekolahmu. Yaa, walaupun cuma di rumah paling nggak kamu bisa kumpul-kumpul kan?”, jawab ayah dengan bijak. “Yaa ampun ayahku yang ganteng, aku juga uda makasih banget kalo ayah aja uda nawarin aku buat ngerayain ulang tahunku. Walaupun bukan di hotel berbintang atau di restoran mewah, aku uda seneng bisa kumpul bareng orang terdekat aku,”jawab ku. “Tapi kamu juga harus bantuin ibu sama mbak inah ya,” ibu ikut menimpali.”Oke, tenang aja ibuku sayang, jawabku dengan riang.
Sebelum tidur aku sudah banyak membayangkan kira-kira bagaimana pada saat acara ulang tahunku nanati, pasti bakal meriah karena ibu juga akan mengundang saudara-saudaraku. Rasanya nggak sabar ingin cepat-cepat tanggal 15 minggu depan, dan akhirnya akupun tertidur karena bayanganku dilanjutkan ke dalam mimpi.

Dan akhirnya nggak terasa besok sudah tanggal 15 Desember aja, hari yang special akan datang. Saat pulang sekolah, ibu dan mbak Inah juga baru sampai dari pasar untuk membeli keperluan acaraku besok. Adikku yang masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar pun juga ikut membantu membersihakan perabot untuk makan dan pulang dari kantor ayah membawa balon dan kertas crep serta pernai-pernik untuk menghias ruang tamu besok. Ternyata, keluargaku benar-benar ingin merayakan acara sweet seventeenku dengan meriah dan ini membuat aku terharu karena sayangnya mereka padaku.

15 Desember 2006.

Alarm handphoneku berbunyi tepat pukul 5 pagi, sambil mematikan alarm aku segera beranjak ke kamar mandi untuk mandi dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat subuh. Setelah memakai seragam dan menyiapak buku, aku pun turun ke ruang makan. Dan disamping ayah, sudah ada kakak laki-lakiku Arya. Hampir 6 bulan sejak semester lalu, Mas Arya tidak tinggal disini bersama kami. Ia kost di dekat kampusnya karena jarak dari rumah dan kampusnya yang cukup memakan waktu 2 jam, jadi agar lebih hemat waktu ia kost bersama sahabatnya di dekat kampus dan saat weekend ia baru pulang ke rumah. Ia mahasiswa semester 6 jurusan Akuntansi.

Aku pun menyalami tangan Mas Arya, dan kemudian dia bilang “Selamat Ulang Tahun yaa de, udah 17 tahun nih. Jadi kamu boleh pacaran kok,”ucapnya sambil melirik ayah. “Sekolah dulu sampai jadi sarjana baru boleh pacaran,”jawab ayahku. “Aduh, bukannya pada nggedoain akunya biar panjang umur dan sehat terus tapi malah ngomongin pacaran, jawabku sambil mengalihkan pembicaraan. Adikku Arin jadi menngerutu, “Pada ngomongin apa sih, dede nggak ngerti. Uda ayo sarapannya cepetan, pada mau kesiangan sekolahnya yaa?”. Kami pun tertawa melihat Arin yang ingin buru-buru berangkat sekolah. Dan aku melanjutkan sarapan sambil membalas ucapan teman-temanku semalam yang mereka kirim via sms.

Setelah pamit pada ibu, kami pun berangkat. Hari ini aku di antar Mas Arya karena dia sedang libur, dan Ayah mengantar Arin terlebih dulu. Sampainya aku di sekolah masih pukul 6.20, tapi sekolah sudah ckup ramai karena sekarang hari Jum’at dan jadwal setiap Jum’at sebelum belajar para siswa yang beragama muslim tadarus bersama dan yang beragama non muslim melakukan saat teduh di aula.

Pada saat istirahat, teman-temanku mengerubungi di meja kantin sambil memberi ucapan ulang tahun. Dan aku juga mengingatkan tentang undanganku kepada mereka, agar datang nanti malam jam 7 ke acara ulang tahunku di rumah. Senangnya pun bertambah saat guru-guru juga ada yang mengucapkan selamat ulang tahun dan doanya untuk umurku yang sekarang.

Dan akhirnya bunyi bel sekolah hari ini mengakhiri pelajaranku hari ini, nggak sabar mau cepat pulang untuk bantuin ibu dan mbak Inah menyiapkan makanan untuk nanti malam. Tapi, teman-teman ku sudah mengahadang di depan kelas, dan tiba-tiba perasaan ku jadi takut. Dan benar saja, aku di bawa ke tengah lapangan sekolah dan di guyur dengan air. Alhasil aku pulang dengan seluruh badan basah dan tidak ada satupun mereka yang mau mengantarkan ku pulang, jadi aku pulang dengan semua mata penumpang angkot yang melihatiku terus menerus. Aku pun sukses dikerjai.

Sesampainya di rumah, aku langsung menuju ke kamar tapi ku tengok dapir dahulu. Disana ada Ibu yang sedang memasak dan mba inah yang sedang merapikan perabot makan yang telah dubersihakan Arin kemarin. Dan ternyata ada eyang ti yang sedang menghias kue ulang tahunku,”WOW, terlihat cantik dengan taburan keju,”pekik ku dalam hati. Akupun segera ganti baju dan turut serta membantu di dapur. Aku membantu menghias ruang tamu dengan pernak-pernik yang di belia yah kemarin, Mas Arya juga ikiu membantu menipkan balon-balon sampai mukanya memerah. Tapi adikku Arin, hanya melihati kami layaknya mandor. Ibu pun menghampiriny dan bertanya, “Dede nggak ikut bantu Mba Tika sama Mas Arya?”. Arin pun menjawab, “Nanti aja Bu ,aku bantuinya,kalau Mas Arya sama Mba Tika nggak bisa ngehiasnya. Memang adikku ini laganya suka seperti orang dewasa.

Pukul 18.45. Aku sudah rapi dengan pakaian dress yang kemarin aku beli bersama ibu di swalayan. Dengan make-up tipis ala Ibu aku turun ke ruang tamu. Di sana sudah ada tante,om serta sepupu-sepupuku. Mereka menyalamiku sambil menucapkan selamat ulang tahun dan aku juga menerima kado cantik dari mereka. Tak berapa lama, datang sahabatku Mega, Karina, Veby dan Nurmala. Mereka juga menghadiahiku kado kecil yang cantik. Kemudian, Wazar, Ridho dan Irvan pun datang juga memenuhi undanganku.Tapi, hingga pukul 19.50 teman-temanku yang lain belum kunjung datang. Aku mulai gelisah dan bertanya-tanya, Karina pun menyuruhku untuk menelepon teman-teman yang belum hadir. Hampir tujuh teman, yang ku telepon mereka meminta maaf karena nggak bisa hadir.

Rasanya mata ini sudah panas, karena teman-teman yang ku harapkan nggak bisa hadir di acara sweet seventeenku. Ayah pun menghampiriku, “jangan sedih nak, mending kamu mulai acaranya sekarang. Walaupun kamu kecewa, tapi kamu juga nggak mau ngecewain yang udah nyempetin hadirkan? ”ucap Ayah dengan senyum khasnya.

Mas Arya pun memulai acara ulang tahunku, Waupun sedih aku tetap tersenyum atas kehadiran teman-teman serta saudara-saudaraku. Setelah berdoa, akupun meniup tujuh belas lilin yang berada di atas kue keju hiasan eyang uti dengan mengucap make a wish dalam hati. Acaranya dilanjutkan dengan makan bersama dan sesekali kami berfoto bersama. Acarapun usai pukul 22.00 karena teman-temanku yang juga tak boleh pulang terlalu larut.

Setelah kami membersihkan sisa-sisa kertas crep, piring kotor, gelas-gelas kotor dan semua perabot yang digunakan kamipun beranjak ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Tapi mataku belum merasa ngantuk, aku sedang berbaring sambil melamun memikirkan apa saja yang telah aku dapati hingga usiaku 17 tahun. Tiba-tiba, “Tok,tok.. Ka, kamu uda tidur belum?” tanya Mas Arya dari luar kamarku. “Belum Mas, kalau mau masuk aja ko,” jawabku lirih. “Bengong aja sih kamu, ati-ati kesambet ntar,”ledek Mas Arya. “Nggak ko, cuma lagi mikir aja.”jawabku jujur. “Mikir apa sih adeku ini? Mikirin masalah yang tadi?” lanjut Mas Arya. “Salah satunya mungkin,”ujarku.

Kemudian Mas Arya menarik tanganku dan ia memberi sebuah kado dengan dibungkus kertas kado warna ungu kesukaanku. “Akhirnya aku dapet kado juga dari kamu, tapi apa Mas isinya?” tanyaku sambil girang. “Nanti aja kamu bukanya,” jawab Mas Arya. Mas Arya pun berdiri di hadapanku dan berkata,”Angka usia kamu uda nambah lho De, dan artinya dewasanya kamu juga nambah. Yang tadi itu, salah satu ujiannya, kamu uda besar nggak boleh ngambek di depan orang banyak apalagi sampe nangis cuma gara-gara hal yang sepele. Harus positivethingking sama semuanya, mungkin teman-teman kamu emang nggak bisa dan nggak dapet izin orang tuanya dating kesini. Tapi paling nggak mereka inget kan sama ulang tahun kamu? Mereka juga doain kamu, percaya deh. Kamu juga harus bersyukur karena masih bisa kumpul bareng orang-orang terdekat kamu, karena belum tentu yang lain juga ngerasain hal sama di hari sweet seventeennya. Dan aku pun mengiyakan apa yang sudah Mas Arya jelaskan padaku. “Ternyata nambah umur aja ada ujiannya ya Mas, “jawabku. “Ya udah, mending sekarang kamu tidur, kan tadi uda capek seharian seneng-seneng dan besok tinggal bantuin gue nyapi sama ngepelin ruang tamu,teriak Mas Arya sambil menutup pintu kamarku karena aku siap menimpuknya dengan bantal.

Tapi sebelum tidur, aku membuka kado yang diberikan Mas Arya untukku. Ternyata ia memberikannku buku agenda, dan di depannya ada kartu ucapan yang berisi :

“Selamat Ulang Tahun yang ke-17 adikku Tika. Cie, udah punya KTP nih yee tapi masa belum boleh pacaran sih? Hehe. Tapi jangan dulu, lo harus belajar yang rajin biar jadi sarjana dan bikin Ayah , Ibu dan keluarga bangga. Pokoknya jangan cengeng yah, harus jadi cewek yang kuat dan dewasa pastinya. Semangat yaah !!”
Your lovely brother
Arya Putra

Aku terharu membaca sedikit harapan Mas Arya untukku, dan semoga saja aku juga bisa menjadi apa yang diharapkan orang-orang yang aku sayang.



post : Muamar Maulana (12107136)
universitas gunadarma
fakultas ilmu komputer

Minggu, 07 Maret 2010

Peranan Berpikir LOgis Dalam Kegiatan Menulis Ilmiah

Sebagian besar orang-orang sering menuangkan pikirannya kedalam bentuk tulisan, perkataan, obrolan, isyarat dan lain sebagainya.

Pikiran yang disampaikan itu tentu beraneka ragam adanya, ada yang kelihatannya bagus dan masuk akal, Ada juga yang kelihatan bagus tapi tidak masuk akal, ada juga yang kelihatannya tidak bagus tapi masuk akal dan ada juga yang tidak bagus dan tidak masuk akal pula :)

Sekarang bagaimana cara kita untuk membedakan manakah buah pikiran yang bagus dan manakah buah pikiran yang ngaco?

Untuk membedakannya kita bisa menggunakan atau menerapkan patokan-patokan dan hukum-hukum logika yang sudah ada. Hukum, patokan dan rumus logika sering juga disebut dengan Asas Berpikir.

Asas sebagaimana kita ketahui adalah pangkal atau asal dari mana sesuatu itu muncul dan dimengerti, atau bisa juga disebut sebagai pondasinya sesuatu dimana sesuatu itu bermula.

Dalam hal ‘asas pemikiran’ , maka yang disebut dengan asas pemikiran adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan dimengerti. Kapasitas asas ini bagi kelurusan berpikir adalah mutlak, dan salah benar nya suatu pemikiran tergantung kepada salah benarnya asas-asas ini. Ia adalah dasar daripada pengetahuan dan ilmu.

Asas berpikir itu dapat dibedakan menjadi 3 asas,

Pertama, Asas Identitas (Principium Identitatis) yaitu sebuah patokan dasar yang paling mendasar. Patokan yang dipatok oleh asas identitas mengatakan bahwa segala sesuatu itu adalah dirinya sendiri BUKAN yang lainnya. Contohnya, Jika kita mengakui bahwa sesuatu itu adalah A, maka ia adalah A, bukan B, C, D, ataupun yang lainnya. Identititas A adalah A sendiri.

Kalau kita mengakui nama pacar kita adalah Siti, maka yang dimaksud dengan nama Siti adalah Siti yang menunjukkan identitas seseorang yang menjadi pacar kita itu, bukan Siti yang lainnya dan bukan pula Siti yang isterinya tetangga :)

Kedua, Asas Non kontradiksi (Principium contradictoris) yaitu sebuah aturan dasar yang mengatakan bahwa pengingkaran sesuatu TIDAK MUNGKIN sekaligus sebagai pengakuan terhadap sesuatu itu. Misal kita mengatakan benda itu BUKAN A, maka tidak mungkin sekaligus kita mengakui benda itu adalah A sebab realitasnya A yang kita maksud adalah A yang sama sebagaimana yang dimaksud oleh Asas Identitas, bahwa segala sesuatu itu adalah dirinya sendiri.

Dengan kata lain bisa dirumuskan bahwa tidak mungkin dua kenyataan yang kontradiksi menyatu secara bersamaan sekaligus dan simultan. Tidak mungkin menyatu realitas kontradiktif sekaligus pada detik yg sama, tertawa sekaligus menangis, pergi sekaligus tidak pergi dan seterusnya. Asas berpikir pada patokan ini mengatakan bahwa “Tidak ada pernyataan yang sekaligus benar dan salah”

Ketiga, Asas penolakan kemungkinan ketiga (Principium exlusi tertii) yaitu sebuah aturan mendasar yang mengatakan bahwa antara pengingkaran dan pengakuan maka kebenaran terletak pada salah satunya. Pengakuan dan pengingkaran merupakan pertentangan mutlak, karena itu disamping tidak mungkin benar keduanya juga bisa dipastikan tidak mungkin salah keduanya. Asas ini menolak kemungkinan ada kebenaran yang ketiga.

hukum islam tentang homo dan lesbi

Hubungan kelamin antara laki-laki dengan laki-laki atau antara perempuan dengan perempuan adalah DOSA BESAR yang dilarang ALLAH dan RosulNya. Perbuatan seperti ini sudah pernah dilakukan oleh kaum Nabi Luth, dimana mereka melakukan hubungan seks antara laki-laki dengan laki-laki melalui pintu belakang (dubur) sampai mengeluarkan bau yang tidak enak dan benda kotor yang lain (tinja). Oleh sebab itu kaum Nabi Luth diabadikan didalam Al-Quran sebagai kaum yang dzolim lagi fasiq.

Diterangkan dalam Al-Quran : dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari siksa (siksa yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji (homoseksual dan lesbian). Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasiq. (Quran surat Al-Anbiya: 74)

perbuatan kaum Nabi Luth tersebut telah mendapat kan adzab yang sangat berat, sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Quran :
maka tatkala datang adzab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang diatas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang dibakar dengan bertubi-tubi. Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang-orang yang dzolim. (Quran surat Hud: 82 - 83).

dan diceritakan dalam Hadis
barang siapa yang menjumpai orang yang mengerjakan perbuatan seperti perbuatan kaum Nabi Luth, maka bunuhlah baik yang mengerjai maupun yang dikerjai. (riwayat Abu Daud)

Dari Abi Hurairoh, dari Nabi SAW, didalam urusan orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, Nabi berkata, " ranjamlah yang atas dan yang bawah, ranjamlah keduanya, semuanya". (riwayat Ibnu Majah)

jika kafir dzimni telah dodzolimi maka kemenangan ada di tangan musuh, dan ketika perzinaan telah merajalela maka banyak pula minuman keras, dan ketika banyak perbuatan kaum Nabi Luth maka Allah akan menghilangkan pertolonganNya dari makhluk kemudian Allah tidak perduli di jurang (neraka) mana mereka akan hancur.(riwayat tobir ibnu fil Kabir).