Rabu, 11 November 2009

INNER CLASS ABSTRACK

source 1
class mobil extends test{
public mobil(){
super("Yaris",160,true);
}
public void bunyi(){
System.out.println ("\nngeng...ngeng...ngeng...");
}
public static void main(String[] args){
mobil m = new mobil();
m.cbaKendaraan();
m.bunyi();
}
}

source 2
abstract class test {
protected String nama;
protected int kecepatanMaksimal;
protected boolean bisaKencang = false;

public test(String nama, int kecepatan, boolean kencang){
this.nama = nama;
kecepatanMaksimal = kecepatan;
bisaKencang = kencang;
}

public abstract void bunyi();

public static void mogok(){
System.out.println ("ded, ded, ded");
}

public void cbaKendaraan(){
System.out.println ("Nama Kendaraan : " + nama);
System.out.println ("Kecepatan : " + kecepatanMaksimal);
System.out.println ("Bisa kencang engga : " + bisaKencang);
}
}


Muamar maulana
12107136
3 KA 16
universitas gunadarma
fakultas sistem informasi

Rabu, 21 Oktober 2009

CONTOH SUBCLASS & SUPERCLASS PADA JAVA


Pembuatan subclass :

class SubClass extends SuperClass {
public void panggil() {
super.tanaman();
System.out.println("Contoh jenis-jenis tanaman :");
}

public void tanaman_hias() {
System.out.println("jenis tanaman hias: anggrek, bonsai, mawar");
}
public void tanaman_obat() {
System.out.println("jenis tanaman obat: jahe, kunyit, ginseng");
}
public void tanaman_buah() {
System.out.println("jenis tanaman buah: mangga, pepaya, nangka");
}

public static void main(String[]args) {
SubClass scs = new SubClass();
scs.panggil();
scs.tanaman_hias();
scs.tanaman_obat();
scs.tanaman_buah();
}
}

Pembuatan superclass :

class SuperClass {
public void tanaman() {
System.out.println("Contoh jenis-jenis tanaman :");
System.out.println("jenis tanaman hias ");
System.out.println("jenis tanaman obat");
System.out.println("jenis tanaman buah");

}
public static void main(String[] args) {
SuperClass sc = new SuperClass();
sc.tanaman();
}
}

Jumat, 16 Oktober 2009

B.Indonesia dalam penulisan ilmiah

Ragam Ilmiah Dalam Menulis Akademik

A. PENGANTAR
Kesatuan bahasa di kalangan akademik diwujudkan melalui pamakaian ragam bahasa ilmiah dalam kegiatan menulis akademik, baik secara lisan maupun tulisan. Agar memiliki kesatuan berbahasa, mahasiswa harus sering disodori bacaan yang bisa ditiru sehingga mahasiswa memiliki ketrampilan menulis yang baik. Mahasiswa yang pandai membaca akan lebih cepat mapu memahami ejaan, diksi, paragraf, dan karangan. Tulisan ini membahas ketidaksantunan bahasa yang sering dilakukan dalam penulisan akademik dan penulis juga akan menyajikan cara memperbaiki ketidaksantunan tersebut.

B. KETIDAK SANTUNAN RAGAM BAHASA ILMIAH
Berdasarkan pengamatan terhadap beberapa karangan yang dibuat oleh mahasiswa, baik karangan ilmiah maupun populer, penulis menemukan ketidaksantunan berbahasa, seperti penerapan ejaan yang salah, pilihan kata yang tidak baku, kalimat yang tidak efektif, paragraf yang tidak padu, dan konvensi penulisan yang tidak teratur. Perhatikan contoh makalah berikut ini.

1. Ketidaksantunan Ejaan
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah yang mengatur cara melambangkan bunyi, cara memisahkan atau menggabungkan kata, dan cara menggunakan tanda baca. Ejaan yang berlaku sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang diresmikan pada 16 Agustus 1972. Ketidaksantunan ejaan pada makalah ini yaitu a) penulisan subjudul, b) penulisan kata depan, c) dan penggunaan tanda baca.
Menurut EYD, penulisan judul menggunakan huruf kapital diawal kata kecuali kata tugas. Selain itu, tanda titik tidak digunakan dibelakang subjudul dan penulisan subjudul pun tidak menggunakan huruf miring, kecuali judul buku.

2. Ketidaksantunan Diksi dan Kalimat.
Diksi adalah pilihan kata dalam mengungkapkan apa yang ingin disampaikan. Terdapat ketidaksantunan diksi dalam makalah yaitu berhubungan dengan pemilihan kata baku dan tidak baku.

Kata Tidak Baku Kata Baku
Mentargetkan menargetkan
Memroduksi memproduksi
kwalitas kualitas

Menurut kaidah bahasa Indonesia, pembentuk awalan me- akan luluh jika menghadapi kata-kata yang berhuruf awal /s/, /p/, /t/, dan /k/, kecuali kluster seperti /kr/, /pr/, /tr/, dan /sp/. Dengan demikian, diksi yang benar bukan bentuk mentargetkanmemroduksi, melainkan bentuk menargetkan dan memproduksi.
Selanjutnya, pemilihan kata kwalitas yang diserap dari bahasa Inggris quality adalah salah, seharusnya kualitas. Penyerapan unsur asing kedalam bahasa Indonesia sudah diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 146/U/2004 tentang Pedoman Umum Pembentukan Istilah.

3. Ketidak santunan Paragraf
Kalimat-kalimat yang terangkai akan membentuk paragraf. Paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan kepaduan. Persyaratan kepaduan ini dapat tercapai jika menerapkan penggunaan kata penghubung yang tepat, baik kata penghubung intrakalimat maupun kata penghubung antarkalimat. Kata tetapi dan sehingga bukan merupakan kata penghubung antarkalimat, melainkan kata penghubung intrakalimat. Sebaliknya, kata namun bukan kata penghubung intrakalimat, melainkan kata penghubung antarkalimat yang berfungsi menghubungkan antara kalmat yang satu dengan yang lain.

sumber : http://dedenwahyudi.wordpress.com/2009/04/27/ragam-ilmiah-dalam-menulis-akademik/

pengirim : muamar maulana
12107136
3 ka 16
universitas gunadarma
fakultas ilmu komputer

SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

BAHASA INDONESIA

Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau. Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:

Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Melayu/ Indonesia


1. Pada tahun 1901 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan ia dimuat dalam Kitab Logat Melayu.


2. Pada tahun 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 ia diubah menjadi Balai Pustaka. Balai itu menerbitkan buku-buku novel seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.


3. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal itulah para pemuda pilihan mamancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia.

4. Pada tahun 1933 secara resmi berdirilah sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan.

5. Pada tarikh 25-28 Juni 1938 dilangsungkanlah Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.

6. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar RI 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

7. Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.

8. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tarikh 28 Oktober s.d. 2 November 1954 juga salah satu perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.


sumber : kaskus.com/sejarah bahasa indonesia

Pengirim : Muamar Maulana
12107136
3 KA 16
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Kamis, 01 Oktober 2009

Statement - statement Pada Java

  1. Statement Return :

public class Return

{

public static void main (String args [])

{

String UserName;

UserName = JOptionPane.showInputDialog (“Tolong Masukkan Nama Anda:");

JOptionPane.showMessageDialog (null, "Welcome " + UserName + " to Java!","Welcome!",JOptionPane.WARNING_MESSAGE);

return;

}

}

  1. Statement Continue :

public class continue {

public static void main (String args [])

{

String names[] = {"Beah", "Bianca", "Lance", "Beah"};

int count = 0;

for( int i=0; i

if( !names[i].equals("Beah") ){

continue;

}

count++;

}

System.out.println(“Inilah "+count+" pada daftar");}}

  1. Statement menampilkan string :

public class string {

public void init() {

}

public void paint(Graphics g) {

g.drawString("Welcome to Java!!", 50, 60 );

}

}

  1. Statement Setter :

public class Setter {

public void paint(Graphics g)

{

Font f = new Font("Arial",2,18);

String iniString = "Hai, Mau Pulang...!!";

g.setFont(f);

g.drawString(iniString,20,20);

}

}

5. bbrp method dlm 1 class :

public class method-method {

public int instanceInteger = 0;

public static int classInteger = 0;

public int instanceMethod(){

return instanceInteger;

}

public static int classMethod(){

return classInteger;

}

public static void main (String[] args) {

test satuInstance = new test();

test duaInstance = new test();

satuInstance.instanceInteger = 1;

duaInstance.instanceInteger = 2;

System.out.println(satuInstance.instanceMethod());

System.out.println(duaInstance.instanceMethod());

System.out.println("===========================");

test.classInteger = 7;

System.out.println(classMethod());

System.out.println(satuInstance.classMethod());

System.out.println("===========================");

satuInstance.classInteger = 10;

System.out.println(classMethod());

duaInstance.classInteger = 20;

System.out.println(classMethod());

System.out.println("===========================");

}

}

  1. Statement Getter :

public class getter {

public void paintComponent(Graphics g){

super.paintComponent (g);

g.drawString("drawString() at (2, 5)", 2, 5);

g.drawString("drawString() at (2, 30)", 2, 30);

g.drawString("drawString() at (2, height)", 2, getHeight());

}

}

public static void main (String[] args) {

JFrame f = new JFrame("TextXY");

f.addWindowListener(new WindowAdapter(){

public void WindowClosing(WindowEvent e) {

}

});

textXY controller = new textXY();

controller.buildUI(f.getContentPane());

f.pack();

f.setVisible(true);

}

}

JAVA Adalah sebuah bahasa pemrograman tingkat tinggi.
java dibuat oleh James Gosling, dan mendapat license pertama dari Sun MicroSystem pada tahun 1995.
di bawah ini adalah contoh - contoh program pada java.

oleh : MUAMAR MAULANA
UNIVERSITAS GUNADARMA
JURUSAN SISTEM INFORMASI
NPM : 12107136
KELAS 3 KA 16

Jumat, 29 Mei 2009

Problema Liburan Akhir Semester

Libur telah tiba… libur telah tiba… hatiku gembira.. (penggalan lagu Tasya)

Dari segala akivitas yang paling ditunggu-tunggu para mahasiswa pada umumnya. Ketika otak terbelenggu dengan jerat aktifitas yang bersifat akademik saatnya melemparkannya menjadi satu dan meninggalkannya terbawa derasnya arus laut. Merupakan hal yang wajib dilakukan sebagai refreshing (penyegaran kembali) setelah beraktifitas padat selama ini.

Akankah liburan itu memberi dampak positif?

Benar, jika dikatakan liburan itu memberikan dampak positif bagi manusia karena otak tidak bisa ditekan dengan terus menerus seperti mesin. Ia juga membutuhkan istirahat demi menjaga kinerjanya. Adalah hal yang meyenangkan ketika kita memanfaatkan waktu berlibur dengan baik. Tentu saja dengan merancang dari setiap kegiatannya. Sejauh ini, liburan merupakan akhir

Tapi bagaimana dengan estimasi waktu liburan akhir semester bagi mahasiswa yang cenderung lebih lama dan berbeda tiap kampusnya? Ini merupakan problema yang cenderung dialami kebanyakan mahasiswa. Terutama bukan orang perantau berasal dari daerah provinsi luar kampus.

Nasib liburan panjang

Dengan liburan yang panjang pada akhir semester, ada kebosanan rutinitas yang terjadi misalnya aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan waktu perkuliahan otomatis terhenti dan tidak ada saat liburan.

Pertama, terhentinya uang saku perkuliahan karena libur. Kelonggaran saat libur ternyata membuat banyak mahasiswa yang tinggal di rumah, tidak mendapatkan uang yang biasanya di dapat. Tentunya berbeda ketimbang perkuliahan berlangsung. Kini harus mensiasati bagaimana mendapatkan uang kembali.

Kedua, jadwal libur yang cenderung berbeda setiap kampusnya. Ini membuat kegiatan libur bersama-sama teman lama harus dipikirkan ulang karena jadwal liburan yang berbeda dan harus menyesuaikan waktu yang tepat. Kita tidak ingin liburan akan diisi tanpa kegiatan.

Ketiga, mengisinya dengan mencari uang atau kerja part time (paruh waktu). Banyak tempat kerja yang membolehkan karyawannya kerja paruh waktu, terkadang sulit untuk menemukannya. Dimana kecenderungan tempat kerja dengan sistem yang mengikat, mulai dari aturan jam kerja, cara berpenampilan, dan bersikap.

Keempat, liburan yang terlalu lama. Liburan yang berlebihan atau waktu yang panjang itu memberikan kebosanan bagi kita. Hari-hari yang bebas akan menimbulkan kerinduan pada aktivitas yang biasa dilakukan saat kuliah, sekadar membaca buku di perpustakaan, berdiskusi seputar mata perkuliahan bersama teman, atau bertatap muka dengan dosen yanga kita senangi.

Untuk itu liburan tidak selalu menyenangkan bahkan cenderung memusingkan kepala kita. Karena aktivitas yang biasa kita lakukan saat perkuliahan malah terhenti saat liburan akhir semester yang panjang dan berbeda tiap kampusnya.