(KISAH NYATA SEORANG SAHABAT)
Aku Artika Deslyna Darmayanti, seminggu lagi usiaku genap 17 tahun. Usia 17 tahun bagiku, merupakan satu jenjang bagi seorang gadis sepertiku menjadi dewasa . Misalnya aja, mendapat KTP (Kartu Tanda Pengenal) sebagai bukti kalau aku sudah dewasa, atau nggak bisa pulang malam diatas jam 9 malam tapi nggak sampai pagi juga. Kalau gitu caranya bisa nggak dapat uang saku dari ibu buat sekolah besoknya selama seminggu, nggak kebayang bakalan kelaperan juga.
Sekarang aku sedang tiduran dikamar sambil menulis daftar undangan untuk acara ulang tahunku. Karena tadi saat makan malam ayah bertanya padaku,”Ka, ayah dan ibu mau nawarin buat acara ulang tahunmu minggu depan mau nggak ?”. “ Yang bener yah?”, jawabku dengan bersemangat. “Iya, jum’at malam kamu boleh undang temen-temen sekolahmu. Yaa, walaupun cuma di rumah paling nggak kamu bisa kumpul-kumpul kan?”, jawab ayah dengan bijak. “Yaa ampun ayahku yang ganteng, aku juga uda makasih banget kalo ayah aja uda nawarin aku buat ngerayain ulang tahunku. Walaupun bukan di hotel berbintang atau di restoran mewah, aku uda seneng bisa kumpul bareng orang terdekat aku,”jawab ku. “Tapi kamu juga harus bantuin ibu sama mbak inah ya,” ibu ikut menimpali.”Oke, tenang aja ibuku sayang, jawabku dengan riang.
Sebelum tidur aku sudah banyak membayangkan kira-kira bagaimana pada saat acara ulang tahunku nanati, pasti bakal meriah karena ibu juga akan mengundang saudara-saudaraku. Rasanya nggak sabar ingin cepat-cepat tanggal 15 minggu depan, dan akhirnya akupun tertidur karena bayanganku dilanjutkan ke dalam mimpi.
Dan akhirnya nggak terasa besok sudah tanggal 15 Desember aja, hari yang special akan datang. Saat pulang sekolah, ibu dan mbak Inah juga baru sampai dari pasar untuk membeli keperluan acaraku besok. Adikku yang masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar pun juga ikut membantu membersihakan perabot untuk makan dan pulang dari kantor ayah membawa balon dan kertas crep serta pernai-pernik untuk menghias ruang tamu besok. Ternyata, keluargaku benar-benar ingin merayakan acara sweet seventeenku dengan meriah dan ini membuat aku terharu karena sayangnya mereka padaku.
15 Desember 2006.
Alarm handphoneku berbunyi tepat pukul 5 pagi, sambil mematikan alarm aku segera beranjak ke kamar mandi untuk mandi dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat subuh. Setelah memakai seragam dan menyiapak buku, aku pun turun ke ruang makan. Dan disamping ayah, sudah ada kakak laki-lakiku Arya. Hampir 6 bulan sejak semester lalu, Mas Arya tidak tinggal disini bersama kami. Ia kost di dekat kampusnya karena jarak dari rumah dan kampusnya yang cukup memakan waktu 2 jam, jadi agar lebih hemat waktu ia kost bersama sahabatnya di dekat kampus dan saat weekend ia baru pulang ke rumah. Ia mahasiswa semester 6 jurusan Akuntansi.
Aku pun menyalami tangan Mas Arya, dan kemudian dia bilang “Selamat Ulang Tahun yaa de, udah 17 tahun nih. Jadi kamu boleh pacaran kok,”ucapnya sambil melirik ayah. “Sekolah dulu sampai jadi sarjana baru boleh pacaran,”jawab ayahku. “Aduh, bukannya pada nggedoain akunya biar panjang umur dan sehat terus tapi malah ngomongin pacaran, jawabku sambil mengalihkan pembicaraan. Adikku Arin jadi menngerutu, “Pada ngomongin apa sih, dede nggak ngerti. Uda ayo sarapannya cepetan, pada mau kesiangan sekolahnya yaa?”. Kami pun tertawa melihat Arin yang ingin buru-buru berangkat sekolah. Dan aku melanjutkan sarapan sambil membalas ucapan teman-temanku semalam yang mereka kirim via sms.
Setelah pamit pada ibu, kami pun berangkat. Hari ini aku di antar Mas Arya karena dia sedang libur, dan Ayah mengantar Arin terlebih dulu. Sampainya aku di sekolah masih pukul 6.20, tapi sekolah sudah ckup ramai karena sekarang hari Jum’at dan jadwal setiap Jum’at sebelum belajar para siswa yang beragama muslim tadarus bersama dan yang beragama non muslim melakukan saat teduh di aula.
Pada saat istirahat, teman-temanku mengerubungi di meja kantin sambil memberi ucapan ulang tahun. Dan aku juga mengingatkan tentang undanganku kepada mereka, agar datang nanti malam jam 7 ke acara ulang tahunku di rumah. Senangnya pun bertambah saat guru-guru juga ada yang mengucapkan selamat ulang tahun dan doanya untuk umurku yang sekarang.
Dan akhirnya bunyi bel sekolah hari ini mengakhiri pelajaranku hari ini, nggak sabar mau cepat pulang untuk bantuin ibu dan mbak Inah menyiapkan makanan untuk nanti malam. Tapi, teman-teman ku sudah mengahadang di depan kelas, dan tiba-tiba perasaan ku jadi takut. Dan benar saja, aku di bawa ke tengah lapangan sekolah dan di guyur dengan air. Alhasil aku pulang dengan seluruh badan basah dan tidak ada satupun mereka yang mau mengantarkan ku pulang, jadi aku pulang dengan semua mata penumpang angkot yang melihatiku terus menerus. Aku pun sukses dikerjai.
Sesampainya di rumah, aku langsung menuju ke kamar tapi ku tengok dapir dahulu. Disana ada Ibu yang sedang memasak dan mba inah yang sedang merapikan perabot makan yang telah dubersihakan Arin kemarin. Dan ternyata ada eyang ti yang sedang menghias kue ulang tahunku,”WOW, terlihat cantik dengan taburan keju,”pekik ku dalam hati. Akupun segera ganti baju dan turut serta membantu di dapur. Aku membantu menghias ruang tamu dengan pernak-pernik yang di belia yah kemarin, Mas Arya juga ikiu membantu menipkan balon-balon sampai mukanya memerah. Tapi adikku Arin, hanya melihati kami layaknya mandor. Ibu pun menghampiriny dan bertanya, “Dede nggak ikut bantu Mba Tika sama Mas Arya?”. Arin pun menjawab, “Nanti aja Bu ,aku bantuinya,kalau Mas Arya sama Mba Tika nggak bisa ngehiasnya. Memang adikku ini laganya suka seperti orang dewasa.
Pukul 18.45. Aku sudah rapi dengan pakaian dress yang kemarin aku beli bersama ibu di swalayan. Dengan make-up tipis ala Ibu aku turun ke ruang tamu. Di sana sudah ada tante,om serta sepupu-sepupuku. Mereka menyalamiku sambil menucapkan selamat ulang tahun dan aku juga menerima kado cantik dari mereka. Tak berapa lama, datang sahabatku Mega, Karina, Veby dan Nurmala. Mereka juga menghadiahiku kado kecil yang cantik. Kemudian, Wazar, Ridho dan Irvan pun datang juga memenuhi undanganku.Tapi, hingga pukul 19.50 teman-temanku yang lain belum kunjung datang. Aku mulai gelisah dan bertanya-tanya, Karina pun menyuruhku untuk menelepon teman-teman yang belum hadir. Hampir tujuh teman, yang ku telepon mereka meminta maaf karena nggak bisa hadir.
Rasanya mata ini sudah panas, karena teman-teman yang ku harapkan nggak bisa hadir di acara sweet seventeenku. Ayah pun menghampiriku, “jangan sedih nak, mending kamu mulai acaranya sekarang. Walaupun kamu kecewa, tapi kamu juga nggak mau ngecewain yang udah nyempetin hadirkan? ”ucap Ayah dengan senyum khasnya.
Mas Arya pun memulai acara ulang tahunku, Waupun sedih aku tetap tersenyum atas kehadiran teman-teman serta saudara-saudaraku. Setelah berdoa, akupun meniup tujuh belas lilin yang berada di atas kue keju hiasan eyang uti dengan mengucap make a wish dalam hati. Acaranya dilanjutkan dengan makan bersama dan sesekali kami berfoto bersama. Acarapun usai pukul 22.00 karena teman-temanku yang juga tak boleh pulang terlalu larut.
Setelah kami membersihkan sisa-sisa kertas crep, piring kotor, gelas-gelas kotor dan semua perabot yang digunakan kamipun beranjak ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Tapi mataku belum merasa ngantuk, aku sedang berbaring sambil melamun memikirkan apa saja yang telah aku dapati hingga usiaku 17 tahun. Tiba-tiba, “Tok,tok.. Ka, kamu uda tidur belum?” tanya Mas Arya dari luar kamarku. “Belum Mas, kalau mau masuk aja ko,” jawabku lirih. “Bengong aja sih kamu, ati-ati kesambet ntar,”ledek Mas Arya. “Nggak ko, cuma lagi mikir aja.”jawabku jujur. “Mikir apa sih adeku ini? Mikirin masalah yang tadi?” lanjut Mas Arya. “Salah satunya mungkin,”ujarku.
Kemudian Mas Arya menarik tanganku dan ia memberi sebuah kado dengan dibungkus kertas kado warna ungu kesukaanku. “Akhirnya aku dapet kado juga dari kamu, tapi apa Mas isinya?” tanyaku sambil girang. “Nanti aja kamu bukanya,” jawab Mas Arya. Mas Arya pun berdiri di hadapanku dan berkata,”Angka usia kamu uda nambah lho De, dan artinya dewasanya kamu juga nambah. Yang tadi itu, salah satu ujiannya, kamu uda besar nggak boleh ngambek di depan orang banyak apalagi sampe nangis cuma gara-gara hal yang sepele. Harus positivethingking sama semuanya, mungkin teman-teman kamu emang nggak bisa dan nggak dapet izin orang tuanya dating kesini. Tapi paling nggak mereka inget kan sama ulang tahun kamu? Mereka juga doain kamu, percaya deh. Kamu juga harus bersyukur karena masih bisa kumpul bareng orang-orang terdekat kamu, karena belum tentu yang lain juga ngerasain hal sama di hari sweet seventeennya. Dan aku pun mengiyakan apa yang sudah Mas Arya jelaskan padaku. “Ternyata nambah umur aja ada ujiannya ya Mas, “jawabku. “Ya udah, mending sekarang kamu tidur, kan tadi uda capek seharian seneng-seneng dan besok tinggal bantuin gue nyapi sama ngepelin ruang tamu,teriak Mas Arya sambil menutup pintu kamarku karena aku siap menimpuknya dengan bantal.
Tapi sebelum tidur, aku membuka kado yang diberikan Mas Arya untukku. Ternyata ia memberikannku buku agenda, dan di depannya ada kartu ucapan yang berisi :
“Selamat Ulang Tahun yang ke-17 adikku Tika. Cie, udah punya KTP nih yee tapi masa belum boleh pacaran sih? Hehe. Tapi jangan dulu, lo harus belajar yang rajin biar jadi sarjana dan bikin Ayah , Ibu dan keluarga bangga. Pokoknya jangan cengeng yah, harus jadi cewek yang kuat dan dewasa pastinya. Semangat yaah !!”
Your lovely brother
Arya Putra
Aku terharu membaca sedikit harapan Mas Arya untukku, dan semoga saja aku juga bisa menjadi apa yang diharapkan orang-orang yang aku sayang.
post : Muamar Maulana (12107136)
universitas gunadarma
fakultas ilmu komputer